PAULUS, POLITISI
Para pembaca, apakah Anda siap? Apakah Anda sudah siap untuk membaca artikel saya selanjutnya? Saya mendapatkannya dari Alkitab yang sama dengan yang Anda baca. Ya, Alkitab yang sama. Saya ingin membuktikan kepada Anda bahwa Paulus adalah seorang politikus. Semua politikus pada dasarnya sama saja. Mereka berbicara dari kedua ujung tubuh mereka. Bacalah apa yang Rasul Yakobus katakan, dan dia setuju dengan saya. Bacalah Yakobus pasal 2 dengan saksama.
Paulus menulis dalam Efesus 2:8-9, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” Dalam Roma 3:31 Paulus menulis, “Jika demikian, adakah kami membatalkan hukum Taurat karena iman? Tentu tidak! Sebaliknya, kami meneguhkan hukum Taurat.” Paulus mengatakan bahwa iman tidak membatalkan hukum Taurat. Kita meneguhkan hukum Taurat melalui iman. Paulus menulis dalam Galatia 3:11, “Tetapi bahwa tidak ada seorang pun yang dibenarkan oleh hukum Taurat di hadapan Allah telah jelas, karena "orang benar akan hidup oleh iman." Dalam Galatia 3:24 Paulus melanjutkan argumen imannya, “Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan oleh iman.” Mana ada yang dibenarkan oleh iman saja, mana ada? Baca Matius 7:21-23.
Akhirnya, Allah Bapa, melalui Yesus, memberi tahu kita apakah kita dibenarkan oleh iman atau oleh perbuatan, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan!' akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: 'Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?' Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu; Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian pembuat kejahatan!'” Matius 7:21-23.
Menurut Yesus, kita dibenarkan oleh karena perbuatan kita, dan bukan oleh iman kita! Yesus menolak orang-orang beriman besar ini untuk masuk surga karena mereka melakukan kejahatan, dan bukan karena kurangnya iman. Mereka adalah orang-orang beriman besar. Mereka dapat mengusir setan dalam nama-Nya. Mereka dapat melakukan banyak mujizat dalam nama-Nya. Tetapi mereka adalah pelanggar hukum. Kita dibenarkan jika kita menaati perintah-perintah-Nya.
TIDAK, tidak ada satupun pelanggar hukum akan diterima masuk surga, tidak ada satupun kecuali kita segera bertobat! Hukum-Nya akan tetap dihormati di surga, selama-lamanya.
Kapan skenario Matius 7:21-23 ini terjadi? Itu terjadi ketika Yesus kembali. Jutaan orang Kristen akan ditolak masuk surga bukan karena kurangnya iman mereka, tetapi karena mereka melakukan kejahatan. Mereka bersalah karena melanggar hukum. Mereka adalah pelanggar hukum.
Saya percaya bahwa tulisan Paulus di Efesus 2:8-9, Galatia 3:11, Galatia 3:24 tidak diilhami oleh Roh Kudus. Apa yang terjadi pada pria/wanita beriman besar yang dijelaskan dalam Matius 7:21-23 adalah akibat dari ajaran Rasul Paulus, yaitu pelanggar hukum, merampas istri dan suami orang lain di bawah kasih karunia, dan melakukan macam-macam pelanggaran hukum lainnya dibawah kasih karunia. Saya percaya bahwa tulisan-tulisan Paulus tertentu harus dihapuskan secara permanen dari Alkitab. Tafsiran-tafsiran Alkitab yang tidak masuk akal di internet berdasarkan tulisan-tulisan rasul Paulus menghina Allah Bapa dan Allah Anak. Dengarkan Yesus. Dia berkata jika kita mengasihi Dia, taatilah perintah-perintah-Nya. Allah Bapa berkata taatilah perintah-perintah-Nya jika kita mengasihi Dia. Baik Allah Bapa maupun Yesus jujur. Mereka tidak berbicara dari kedua ujung tubuh Mereka. Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, 'Tuhan, Tuhan,' akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga." Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Matius 7:21-23.
Para pembaca, apakah kita melakukan kehendak Allah Bapa, ataukah kita melakukan kehendak Paulus? Atau, apakah kita termasuk di antara jutaan orang yang akan ditolak Yesus pada waktu kedatangan-Nya yang kedua kali?